Penyebab kematian Charles Darwin,- ilmuwan kontroversial dengan teori evolusi yang mencuatkan asal nenek moyang manusia dari kera-, kembali terkuak. Jika sebelumnya, penyebab kematiannya diduga akibat depresi dan infeksi serangga, kini ilmuwan Australia menemukan fakta baru.
Professor John Hayman, ahli anatomi dari University of Melbourne percaya Darwin kemungkinan terkena sindrom muntah-muntah periodik/cyclical vomiting syndrome (CVS) yang diwarisi dari ibunya. Penemuan ini telah dipublikasikan dalam British Medical Journal.
“Orang yang mengalami sindrom muntah-muntah periodik gejalanya di perut, peredaran darah, otak termasuk sakit kepala dan gelisah,” kata Hayman seperti dilansir dari ABC, Senin (14/12/2009).
Saat memasuki kehidupan dewasa, Darwin diketahui menderita banyak serangan penyakit akibat aktivitas panjangnya berlayar di lautan yang terus berlanjut setelah perjalanannya selesai.
Gejala-gejala yang panjang dari penyakitnya ini seperti, mual, muntah, sakit kepala, sakit perut, perut kembung, masalah kulit antara lain eksim dan bisul.
“Episode penyakit ini sering muncul dan telah benar-benar melumpuhkan Darwin yang sering terkurung di sofa dalam keadaan mual selama berhari-hari, bahkan dialami ketika ia dalam kondisi senang,” kata Hayman.
Darwin telah mencoba bermacam perawatan tetapi tidak ada satu pun yang berdampak menyembuhkan ke tubuhnya. Darwin sebelumnya telah didiagnosa menderita berbagai macam penyakit psikologis mulai dari kondisi murung, neurasthenia, gangguan panik, agrophobia bahkan tekanan terhadap rasa marah atas kemauan ayahnya, kegugupan hubungan dengan istrinya, hingga rasa bersalah karena konflik dengan kepercayaan agamanya.
Diagnosa fisiknya juga memasukkan gangguan penyakit Meniere, keracunan arsenik, dan penyakit Chagas dari gigitan serangga di Amerika Selatan.
Hayman mengatakan semua alasan itu lebih akurat dengan memakai diagnosis sindrom muntah-muntah periodik atau cyclical vomiting syndrome (CVS).
“Meskipun ini adalah penyakit yang menyerang anak-anak namun dapat bertahan hingga dewasa atau bisa muncul lagi ketika masuk usia dewasa,” katanya.
“Penyakit ini berkaitan dengan migrain klasik dan migrain perut tetapi juga dikaitkan dengan kelainan mitokondria DNA yang bermutasi pada gen MTTL1,” katanya.
Ibunya Susannah Wedgwood, diketahui meninggal karena sakit perut ketika usia Darwin 8 tahun. Sewaktu kanak-kanak Darwin juga sering mengalami muntah-muntah, bisul, mengalami mabuk saat perjalanan. Adik laki-lakinya, Tom juga diketahui memiliki gejala yang sama.
“Bukti dari pola yang diwarisakan secara matrialistik (hubungan dari garis ibu), konsisten dengan kelainan mitokondria DNA,” katanya.
Darwin tidak menyadari mitokondria atau mutasi gen itu, meski dia dalam penelitiannya sangat menyadari tentang variasi acak dalam sebuah spesies.
sumber:bagusseven
0 komentar:
Post a Comment
tolong saran dan kritik nya ya teman ,,,, :)